Thursday, July 22, 2010

KARENA AKU CUMA BERMIMPI

Banyak orang bilang gue Cuma mimpi, guecuma mau bilang hidup tanpa mimpi mending mati aja?!?, aku kagum sama orang-orang yang punya mimpi dan berjalan di arah sang impian, rela meninggalkan segala nya demi cita-cita tak perduli apakah kan berhasil atau tidak, mengikuti mimpi sampai mimpi itu yang berbalik mendatanginya, aku tak ingin menggambarkan manusi terkenal yang telah konsisten dengan mimpinya dan meraih cita dengan tangan nya dan sekarang telah menikmati perjuangan panjang nya, aku hanya ingin menggambarkan kehidupan ku dan sekeliling ku, hal-hal kecil yang akan menjadi besar di kemudian hari karena ada proses pembelajaran di dalamnya, tapi semua cita tak hanya dapat di raih karena perjuangan tak kenal henti dan lelah tapi manusia hanyalah nafsu yang tak bisa di hindari yang kan menjadi penghalang atau penguat cita-cita
Siang ini aku kembali tersentank oleh lagu dari J. Flow yang berjudul mimpi, mimpi yang katanya bisa di raih oleh setiap orang yang mu berusaha atau berjuang untuk mimpinya, tiba-tiba aku teringat dua orang yang tetap konsisten dengan mimpinya yaitu dua sepupu ku, mereka kakak beradik, bukan orang terkenal, dan kosisten dengan mimpinya, mimpi itu tak pernah ku lihat saat kami masih bermain bersamaa saat masih kanak-kanak.
Sepupu pertama, cucu kesayangan nenek ku, saat msih kecil dia sangat pendiam, bahkan gurunya pun tkebingungan karena dia tidak pernah bicara pada saat di kelas, sifat pendiam nya ini mungkin jadi masalah dan dia jadi tidak naik kelas tapi itu tidak jadi masalah karena nenek ku tetap menaikkan nya ke ke tingkat selanjutnya dengan memindahkan sekolahnya. Di suatu ksempatan di dalam kelas saat dia pernah bicara di depan kelas dan dia berhasil melakukan nya guru dan teman-teman nya takjub bukan main, mereka bertepuk tangan saking hal tersebut jarang terjadi, dan pada saat SMA dia mendirikan Tempat pelajaran Al-quran (TPA) Al-Zahrah (berdasarkan nama nenek ku) di samping rumah nenek padahal dia tidak mengenyam pendidikan khusus agama islam pada saat SMP dan SMA, TPA iitu di bangun nya sendiri dengan tenaga dan ototnya hingga berdiri sekolah kecil dengan petakan-petakan kelas yang sederhana, tidak memerlukan tukang bangunan atau perancangan yang lama untuk membentuk image bangunan itu sebagai tempat belajar agama, dengan sedikit sentuhan ukiran arab dan pepohonan di pot-pot kecil, sekolah ini pun telah ramai di jejali anak-anak nya sebagai siswa, yaa anak-anak usia sekolah dasar yang belajar agama, TPA bukan sekolah sembarangan, anak anak yang lulus dari TPA ini mendapatkan sertifikat yang di perlukan untuk masuk ke SLTP dan SMA di kota ini, sepupu ku ini bercita-cita menjadi Guru, menjadi guru sekaligus kepala sekolah, hal yang sulit di percaya mengingat hal tersebut di lakukan oleh anak semuda itu, baru tamat SMA, tapi sudah punya TPA sendiri, passion nya ini pernah ingin aku angkat kedalam sebuah tulisan dan akan ku kirim ke sebuah stasiun tv yang mengadakan perlombaan karya tulis dengan tema “anak muda yang melakukan hal yang beda” kalau tidak salah begitu, menurutku sepupu ku ini unik, anak muda yang punya passion “kelewat tua” tapi dia konsisten dengan mimpinya menjadi guru, bahkan di usia yang masih muda punya sekolah agama, dan menjadi kepala sekolah. Tapi hal itu ku urungkan karena kemalasan ku tak ingin berusaha sedikitpun. Sekarang sepupuku ini sudah menikah dan menjadi guru di salah satu SD di membalong daerah Belitung barat, dia lulus pegawai negeri, sebagai guru, wapulaupun pendidikan nya belum S1 tapi dia masih belajar sampai sekarang di Universitas Terbuka, dia tetap konsisten dan berhasil mearai cita sebagai Guru.
Sepupu ke dua, dari adik dari sepupu pertama, pandai main musik, beber apa alat musik di mainkan nya dengan baik, hal itu sudah terlihat sejak dia menginjak usia remaja, aku tak tahu pasti sejak kapan dan dimana dia belajar musik, kegigihan dalam mempertahankan kepandaian nya terlihat jelas sampai sekarang, meski tidak tamat SD karena kenakalan dan kelalaian orang tua nya tapi dia tetap konsisten di jalan yang sudah dia pilih sampai di usianya yang ke 22 tahun saat ini, dia sepertinya memang tidak mau melakukan hal yang dia anggap tidak mencerminkan dirinya , seperti kerja serabutan yang biasa di lakukan orang-orang yang tidak tamat SD, dari panggung ke panggung dia berirama, untuk acara-acara kawinan sampai ke perlombaan-perlombaan band di kota ini, ajang musiiik mana yang belum pernah di ikutinya, mungkin sudah menjadi makanan nya sehari-hari, walaupun dia Cuma sebentar mengenyam pendidikan formal tapi dengan tangan dan pikiran serta karya – karya nya dia tetap terus bermusik dan konsisten dengan pilihan hidupnya, musik
Benar kata Band Gigi dalam Sang Pemimpi “berteriak lah hai sang pemimpi kita tak kan berhenti di sini” dengan segala keterbatasan nya ke dua orang di atas mengajarkan seberapa sempit ruang gerak yang di sediakan mereka tak pernah berhenti untuk terus mengejar rmimpi, di tengah ketimpangan pekerjaan dan pendidikan mereka tetap konsisten dengan keinginan


AKU?cita cita ku Cuma ingin menulis tapi sampai sekarang tak ada satu pun tulisan yang menggambarkan konsisten nya impian ku, menurutku, aku ini pecundang , tak banyak yang sudah ku perbuat, karena aku Cuma bermimpi………….

No comments:

Post a Comment